Jangan Mencela Sakit Demam

Sakit dan ujian akan menghapus dosa. Sehingga kita butuh menahan diri untuk sabar karena mengetahui keutamaan ini.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan menghapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari, no. 5660 dan Muslim, no. 2571).

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang mukmin tertimpa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada masa depan), sedih (akan masa lalu), kesusahan hati (berduka cita), atau sesuatu yang menyakiti sampai pada duri yang menusuknya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no. 2573. Syarh Shahih Muslim, 16: 118 dan Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 1: 491).

Bagaimana bentuk sabar yang dilakukan?

Kata Syekh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani hafizahullah, sabar yang berpahala dilakukan dengan; (1) ikhlas karena Allah, (2) mengadu pada Allah, bukan mengadu pada manusia, dan (3) sabar di awal musibah. (Muqowwimaat Ad-Daa’iyah An-Naajih, hlm. 201).

Semoga yang sedang sakit, segera diangkat penyakitnya dan diberi kesembuhan oleh Allah Ta’ala, Aamiin.

dikutip dari Facebook

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: